Berita MUTIARAPOKER - Wisata zaman sekarang bentuknya macam-macam. Ada wisata kuliner, wisata alam, wisata gua, wisata bawah laut, sampai wisata patung. Khusus untuk wisata patung, pengunjung harus mencari tahu dulu seperti apa, kenapa, dan di mana patung itu berada.
Bukan sekadar menikmati keindahannya, wisata patung membuat pelancong belajar sejarah berdirinya patung tersebut. Ditambah lagi perjalanan waktu yang mungkin membuat patung itu sudah tidak utuh lagi seperti sedia kala. Dari berbagai wisata patung yang ada, berikut beberapa di antaranya yang bisa membuat kamu heran sampai tersentuh.
1. Patung Seribu Wajah
Lebih dari 500 patung Lohan setinggi manusia ini teletak di sebuah vihara di Tanjung Pinang, Riau. Patung Seribu Wajah tersebut memiliki roman muka berbeda-beda begitu pula dengan bentuk tubuhnya. Di bawah setiap patung terdapat tulisan Mandarin, yang menjelaskan sosok patung seribu wajah itu beserta namanya.
Konon, ratusan patung tersebut merupakan representasi dari para murid Buddha yang disebut Arahat. Pengunjung tak bisa menyentuh langsung karena dibatasi pagar besi setinggi 1 meter. Namun seluruh wajah dan ekspresi patung dapat dilihat dengan jelas. Sepintas, pemandangan ini mirip seperti yang terdapat di Kuil Sanjusangendo, Jepang.
"Nama tempat ini adalah Vihara Ksitigarbha Bodhisattva alias Patung Seribu Wajah," kata Ferry Santoso, penduduk lokal Tanjung Pinang. Vihara Ksitigarbha Bodhisattva diresmikan Gubernur Provinsi Kepulauan Riau H. Nurdin Basirun pada 2010. Sejak itu, lokasi ini langsung masuk daftar destinasi unggulan Tanjung Pinang setelah Pulau Penyengat.
Vihara Ksitigarbha Bodhisattva masih terus dibangun. Patung-patung yang diukir oleh tangan manusia itu terus ditambah. Targetnya mencapai seribu. Maka itu, masih tersisa banyak spot kosong untuk meletakkan patung baru. Yayasan Ling Shan Ji Yu Si, pengelola Vihara Ksitigarbha Bodhisattva, masih terus mencari donatur untuk membangun patung-patung baru. Biaya membuat satu patung sekitar Rp 25 juta.
Untuk masuk ke obyek wisata ini, pengunjung dari dalam negeri ditarik dana sebesar Rp 5.000, sedangkan wisman dikenai tarif Rp 30 ribu.
2. Patung Yesus
Patung Tuhan Yesus Memberkati berdiri di Kompleks Perumahan Citra Land, Tomohon, Manado. Patung itu dibangun sepuluh tahun lalu oleh pengembang Ciputra sebagai wujud syukur. Konsepnya mirip patung Yesus yang berada di Rio de Janeiro. Hanya, ukurannya lebih kecil.
Wisatawan yang hendak ke Tomohon umumnya mampir sekadar untuk memotret. Disediakan spot swafoto yang berlokasi di dalam kompleks perumahan. Meski berada di kawasan Citra Land, siapa pun boleh masuk, tak dipungut biaya.
Selain di Tomohon, ada pula patung Yesus di Pulau Kei, tepatnya di atas bukit Kota Langgur, Kei Kecil, Maluku Tenggara. Seperti di Rio de Janeiro, Brasil, sosok itu terwujud dalam rupa sebuah patung. Bila tertiup angin, patung berputar sesuai dengan arah tiupannya. Patung Yesus setinggi 3 meter itu istimewa bagi masyarakat Kei. Keberadaannya menjadi simbol perdamaian yang mempersatukan semua umat di pesisir timur Nusantara.
Di puncak bukit berelevasi 300 meter di atas permukaan laut, patung Yesus menghadap langsung ke tiga desa, yakni Ohoi Der Tavung, Ohoi Don Wahan, dan Desa Kelanit. Ohoi Der Tavung mayoritas dihuni oleh masyarakat beragama Protestan. Adapun Desa Kelanit dihuni masyarakat Katolik, serta Ohoi Don Wahan, yang juga meliputi wilayah Lethan dan Sitngohoi, dihuni penduduk Muslim.
Menurut sejarahnya, patung ini dikirim langsung dari Vatikan pada 2000 sebagai hadiah dari Paus Yohanes Paulus II. Kala itu, Kei dianggap sebagai daerah damai yang tak tersulut konflik perseteruan. Sebab, pada era akhir 1990 menjelang 2000, Maluku sedang diramaikan oleh isu gesekan agama. Patung dibawa pakai kapal. Saat tiba di Kei dari Vatikan, patung Yesus diarak di satu kabupaten oleh semua orang.
Sebelum menjadi lokasi simbol perdamaian, bukit tersebut merupakan pusat doa semua agama di Kei. Masyarakat berbondong-bondong datang pada waktu-waktu tertentu untuk sembahyang. Aktivitas ini bertautan dengan kepercayaan lokal yang menganggap Tuhan selalu datang di tempat-tempat tinggi.
Bukit tersebut juga menjadi tujuan peziarahan bagi masyarakat beragama Katolik menjelang Hari Raya Paskah. Di jalur menanjak menuju bukit, terdapat titik-titik doa yang disebut sebagai jalur jalan salib. Meski sarat akan nuansa religi, Bukit Tuhan Yesus Memberkati ramah dikunjungi wisatawan dari berbagai latar belakang agama.
Pelancong bisa naik di badan patung untuk menyaksikan keindahan Pulau Kei Kecil dari ketinggian. Untuk sampai ke puncak, pengunjung kudu trekking selama 20 menit dengan medan menanjak cukup terjal. Di sepanjang jalur penanjakan tidak ada penjual atau warung. Wisatawan sebaiknya membawa bekal air mineral.
Untuk sampai ke bukit ini, wisatawan harus menempuh perjalanan darat sejauh 11 kilometer dari pusat Kota Langgur. Umumnya ditempuh dalam waktu 15 menit. Pelancong bisa menunggang angkutan umum dari terminal Pasar Langgur dengan tarif sekitar Rp 6 sampai 10 ribu.
3. Patung Bunda Maria
Patung Bunda Maria Asumpta di Kerep, Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, ini menjadi daya tarik sendiri untuk wisata rohani. Patung tersebut setinggi 42 meter dan diklaim yang tertinggi sedunia. Biasanya jumlah pengunjung melonjak saat hari libur Paskah atau peringatan kematian Isa Almasih.
4. Patung Selamat Datang
Patung Selamat Datang terletak di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta. Patung itu menghadap ke utara sebagai representasi bangsa Indonesia yang ramah saat menyambut para atlet Asian Games yang datang dari Bandara Kemayoran pada 1962.
Patung Selamat Datang itu merupakan gagasan Sukarno. Sukarno berpesan pada sang perupa, Edhi Sunarso, untuk memahat patung itu dari perunggu. Patung Selamat Datang eksis sampai sekarang.
Keberadaannya menjadi ikon yang tak lepas dari bidikan kamera para turis. Patung Selamat Datang yang berdiri setinggi 9 meter itu kini dikelilingi gergasi pencakar langit.
POKER ONLINE | JUDI ONLINE | MUTIARAPOKER | BANDAR ONLINE
Comments
Post a Comment